­

Cemilan Pedas Makroni Ngehe

by - 10:11



Makroni Ngehe dibuat kerena kecintaan Ali Muharram terhadap cemilan masa kecilnya, hingga akhirnya berinovasi dan menghasilkan produk cemilan yang telah ada di 8 Kota, Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi Bandung, Yogyakarta, dan Malang.

Anak muda zaman sekarang mah apapun yang pedas selalu menjadi rebutan. Terbukti dari awal dibukanya Otlet Makroni Ngehe di Malang, Setiap hari antrian mengular akan mudah dijumpai di Jalan Soekarno Hatta No.9A, Malang.

Menu Makroni Ngehe

Tidak hanya makroni sebenarnya, Makroni Ngehe juga menjual beberapa cemilan yang dipadukan dengan bumbu pedas khas Mahe (Makroni Ngehe). Ada otak-otak, makroni kering, makroni basah, mie kriuk, mie bihun. Level kepedasannya dari 1-5.

Rasa Makroni kering Ngehe

Makroni keringnya kriuk banget tapi tidak renyah, sedikit keras. Bagi saya bumbu pedas level 5 (level tertinggi) tidak terlalu pedas masih lebih pedas kripik rasa lokal mata gila seperti yang pernah saya bahas di postingan receh sebelumnya. Memakan makroni kering Ngehe level 5 di dalam bus yang menempuh 2 jam perjalanan dan tidak ada minum, masih bisa bertahan kok. Pedasnya tidak menyakitkan dan tidak sampai membuat menangis bombay. Oh ya, harga 1 bungkus kecil makroni kering mahe dibandrol dengan harga 6.000.

Yang menarik dari makroni Ngehe

Pelayananya yang ramah dan semuanya lelaki kalo yang di outlet Malang loh ya, gak tahu kalo di Kota lainnya. Konsepnya pun cukup unik. Pembeli bisa melihat proses makroni diracik sesuai pesananan. Setiap setelah mencampur level pedas yang dipilih dengan menu yang diinginkan, pembeli selalu ditanya untuk mencicipinya terlebih dahulu "mau dicicipi dulu mbak?" begitu kira-kira. Pembeli pun bisa merubah atau menambah level pedesnya lagi.

Tagline yang dimiliki oleh makroni Ngehe bikin enak didengar dan nyantol. Dibungkusnya ada tulisan. "Nagihnya, Ngehe". Rceh sih tapi pemilihan nama produk dan tagline sangat cukup berpengaruh pada proses promosi.

Gak kalah recehnya, bungkusnya itu loh! awal dibuka di Malang. Bungkus mahe hanya dilekatkan dengan selotip pada ujungnya. Sekarang ada seperti sedotan merah dibelakang bungkusnya, jadi tinggal digulung dan ditekuk kembali. Membuat kecepatan peracik Mahe untuk melayani pembeli menjadi meningkat. Setidaknya antriannya akan dipercepat 0,5 detik. Lumayan kan? Hal ini juga sangat memudahkan pembeli apabila tidak ingin menghabiskannya dalam satu waktu sekaligus, mereka bisa menyimpannya kembali tanpa kehilangan kerenyahan Mahe dan membuat meja berantakan.

Selamat menikmati kerecehan hari ini. Receh, gak nyangka bisa ngamati cemilan sampai ke bungkusnya. Hahaa

You May Also Like

0 comments