­

Belajar Dari Aksi Kartu Kuning Jokowi

by - 07:11

pict:https://www.asumsi.co

Halo, apa kabar? Meskipun sebenarnya tidak tahu pasti siapa yang ditanya. Blog ini pun masih menjadi konsumsi pribadi. Belum punya pembaca selain diri sendiri euy. Mungkin suatau hari nanti blog ini bakal dikunjungi banyak orang. Semoga si empuhnya ini blog tetap konsistem menulis walau sudah melewati 30 day challenge untuk melakukan 4 kegiatan positif, salah satunya menulis.

Hari ini mau bahas persoalan yang sudah basi. Tak apa lah ya, ditulis saja meski terlambat daripada cuma diendapkan di dalam kepala.

Pernah ada yang tahu berita kartu kuning untuk Presiden Jokowi? Salah satu aksi Mahasiswa yang memiliki almamater kuning di Jakarta. Pasti semua tahu kan Mahasiswa dari universitas mana? Yup! Mahasiswa Universitas Indonesia melayangkan kartu kuning saat Presiden Jokowi berpidato pada acara Dies Naltalis ke-68 UI. Berita selengkapnya bisa dibaca dari berbagai portal berita, salah satunya bisa klik disini.

Aksi yang bisa dibilang heroik tersebut menimbulkna pro kontra di tengah masyarakat. Ada yang mengatakan aksinya kurang sopan untuk dilakukan tetapi ada juga yang menganggapnya wajar atau bahkan bangga pada aksi yang menurut mereka sangat berani.

Berbagai sudut pandang yang terkait aksi kartu kuning Jokowi membuat banyak media berburu penjelasan pada aksi yang dilakukan Zaadit, Ketua BEM UI. Salah satunya Mata Najwa. Program televisi yang peduli pada isu sosial politik di Indonesia dan yang selalu ditunggu pembahasannya jika ada suatu kejadian yang banyak dibicarakan atau viral.


Konsep yang diberikan dari tim Mata Najwa keren, menurutku. Mengundang berbagai Ketua BEM dari berbagai kampus ternama di Indonesia. Dipersilahkan untuk berorasi satu persatu pada sesi pertama. Kemudian dipersilahkan duduk dibangku setengah lingkaran dan mulai berdiskusi.

Aksi pemberian kartu kuning tersebut dilakukan karena berbagai isu atau perkara yang belum tuntas diselesaikan oleh pemerintahan presiden Jokowi (2015-2019). Salah satunya perkara gizi buruk di Asmat.

Zaadit menyatakan pemberian kartu kuning pada Jokowi adalah sebagai bentuk "peringatan"

"Sudah seharusnya Presiden Joko Widodo diberi peringatan untuk melakukan evaluasi di tahun keempatnya” kata Zaadit kepada Kompas.com, Jumat (2/2/2018).


Telepas dari berbagai persoalan yang diangkat oleh Zaadit atau pun pemberitaan karena aksinya tersebut, ada sebuah konten dari chanel youtube menkeu RI.





Video yang berdurasi kurang lebih 6 menit tersebut seperti menjawab salah satu persoalan yang dipertanyakan oleh Zaadit. Entah video ini dibuat karena ada aksi kartu kunig Jokowi atau bukan. Pastinya Menkeu RI bisa dikatakan berhasil untuk mengajak bangsa Indonesia belajar sedikit mengenai ekonomi makro.

Jujur awal menonton video ini kurang tertarik karena meperlihatkan suasana kampus dan keadaan kelas yang sedang menunggu dosen. Terkesan kaku, tapi eh ternyata setelah ditonton habis. Video ini membuat tersenyum. Video yang berhasil menjelaskan tentang kebutuhan penduduk Papua sana, dan kebijakan yang diambil pemerintah di tengah persoalan gizi buruk yang dialamai penduduk Papua. Saya tidak mau spoiler, tonton saja videonya. Konsep video yang sederhana tapi "jleb".

Banyak hal yang terjadi pada Indonesia, kebebasan berbicara dan kemudahaan teknologi membuat anak-anak muda jauh lebih kritis dan berani.Sekarang ini, informasi sangat mudah didapatkan. Jadi alangkah lebih baik untuk mengumpulkan data-data yang menjadi persoalan tersebut secara lengkap dan tentunya aktif dan rajin mempelajari ilmu-ilmu yang diberikan di sekolah/kampus. Hemm.. biar tidak hanya bikin heboh saja. Pemerintah sudah berusaha kok, anak muda bangsa Indonesia diharapkan membantu bukan me-judges tapi bukan berarti berhenti berpendapat. Tonton saja deh videonya. 

You May Also Like

0 comments