­

Ada kebakaran di dekat rumah

by - 09:51


pict:https://www.belifurniture.com

Sekitar 2 bulan yang lalu, ada kebakaran yang terjadi di dekat rumah. Menimpa tetangga yang jaraknya 3 rumah dari tempat tinggal saya. Kebakaranya terjadi sekitar pukul 4 sore. Saya waktu itu ada di dalam kamar dan di depan laptop terbuka spesifiknya lagi menulis untuk diikut sertakan ke komptersi menulis di salah satu media online. Menang? kagak!

Kembali ke kebakaran. Saat kejadiaan, tidak hanya menatap terus di layar laptop tapi juga menyumpal telinga dengan earphone. Tak tahu sama sekali, beneran gak tahu! Kamar saya minim ventilasi jadi bau asap tidak tercium dan langit yang gelap juga tidak terlihat. Tiba-tiba lampu kamar mati. "pemadaman listrik"pikirku. Untung si laptop tetap bisa bernyawa tanpa harus pakek chargers terusan seperti laptop saya yang terdahulu.

Kakak saya dari kamar sebelah memanggil saya dengan nada suara penuh kepanikan. Saya cuek saja. Dia memang orang yang gampang panik. Toh cuma mati lampu, saya kira. Lalu kemudian dia mengedor pintu kamar saya dengan keras dan membuka pintu kamar dengan kasar. Dia bilang "ada kebakaran!". Respon saya gimana? lempem. Dasar orang gak tanggap ya.. gitu. Gak punya ekspresi. Keluarlah saya ke depan rumah dan orang-orang sudah banyak yang berkumpul. Ada yang lihat saja, ada yang panik mengusihkan barang-barang berharganya, tetapi yang paling banyak mereka lakukan adalah merekam dan memotret. Yup! This is social media era, dude. Apa yang mereka lakukan sekarang ini terbilang "normal" malah menjadi abnormal jika langsung bergerak untuk membantu. Ups!

Singkat cerita, api berhasil di padamkan oleh petugas kebakaran sebelum maghrib. Rumahnya ludes. Untung tidak ada korban jiwa. Penyebab kebakarannya kata para tetangga sih karena lupa tidak mencabut charger hp dari stop kontaknya.

Apa yang saya pikirkan?
Waktu kebakaran berlangsung, saya cuma pengen kembali ke kamar dan mengetik lagi. Kok gak kepikiran buat membantu? Air dirumah bukan PDAM kalau mati lampu ya mati kran airnya. Di bak mandi pun airnya tinggal sedikit. Ngeles, aslinya sih emang gak tanggap, jiwa sosialnya kurang!. Sebenarnya sempet mau bawa ember air yang udah diisi sisa air di bak mandi rumah terus disiramin ke rumah yang kebakaran itu. Eh, si kakak malah bilang "gak usah ikutan, bahaya!" jadi ya, cuma bisa bantuin nelpon pemadam kebakaran saja.

Entah kenapa, malah ingin melanjutkan tulisan yang belum kelar. Sayang euy, mumpung otaknya udah panas, udah dapet mood untuk menulis. Saya juga tidak mau melanjutkan tulisan saya atau malah tidak menuntaskan tulisan untuk kompetisi tersebut barang ada kejadian itu. Toh! saya juga tidak dapat berbuat apa-apa untuk menghentikan kobaran api yang bisa dibilang cukup besar, sampai sedikit merambah ke tembok rumah tetangga belakangnya.

Apa yang saya rasakan?
Hem, asli itu kejadian membuat saya merasakan kalau saya benear-benar "enjoy with writing". Saya yang udah di grebek kakak saya, masih saja enggan turun ranjang dan kedua tangan tetap nempel di keyboard laptop. Padahal deadline lombanya masih lama, sebenarnya saya bisa melupakan kerjaan saya dan langsung ikut dengan hiruk pikuk tetangga yang ramai di depan rumah.

Peristiwa kebakaran tersebut membuat saya merasakan tidak ingin meninggalkan dunia tulis menulis. Takut kalau tidak bisa menyelesaikan tulisan saya sebelum "meninggal". Takut kalau tidak punya karya yang bisa dibagi. Wow, i think to much? Tapi memang itu yang dirasakan dan dipikirkan. Meskipun saya belum tahu reputasi dan kelangsungan dunia tulis menulis saya seperti apa nantinya. Jelasnya saya hanya mau menulis! sudah itu saja.

Kejadian kebakaran kala itu memang menakutkan dan memprihatinkan sih, tapi saya merasa bersyukur karena saya tahu apa yang ingin saya lakukan begitupun dengan menulis tulisan ini. Saya jadi diingatkan kembali dan jadi punya "self reminder" .

Banyak kejadian disekeliling yang bisa mengahasilkan kesimpulan receh seperti ini. :)

Asap kebakaran yang terlihat dari teras rumah

tetangga ramai melihatnya, sampai menjulur di depan rumah

You May Also Like

0 comments